Bagi saya pribadi, per-definisi, kesehatan adalah segala kondisi, situasi atau keadaan yang membuat tubuh kita sehat. Artinya, siapa pun itu, apakah dia dokter spesialis, seorang herbalis, seorang akuputuris, atau apapun sebutannya, sepanjang mereka memiliki kemampuan profesional "memberdayakan" kita dari situasi tidak sehat menjadi sehat adalah layak disebut ahli. Saya yakin, tidak satu pun kamus bahasa di dunia ini yang pernah "menobatkan" masalah kesehatan adalah monopoli para dokter. Atau mungkin saya yang "ketinggalan kereta." So, mohon kebaikan rekan-rekan untuk pencerahan. Selanjutnya, saya juga masih sulit menerima "klaim" Bung Fajar yang telah mengasosiasikan konsultasi-kesehatan identik dengan otoritas para dokter. Kalau saja pendapat ini benar, tentu saja telah terjadi "contradictio in terminis" antara nama milis ini dengan kiprahnya di tataran empirik selama ini.
th a anton pasaribu
--- On Mon, 5/31/10, Mining Adm <darmanto_a@beraucoal.co.id> wrote:
From: Mining Adm <darmanto_a@beraucoal.co.id> Subject: RE: Bls: [Konsultasi-Kesehatan] Sekedar Saran To: "Konsultasi-Kesehatan@yahoogroups.com" <Konsultasi-Kesehatan@yahoogroups.com> Date: Monday, May 31, 2010, 2:06 AM
Saya juga setuju From: Konsultasi-Kesehata n@yahoogroups. com [mailto:Konsultasi- Kesehatan@ yahoogroups. com] On Behalf Of intan1p@yahoo. com Sent: Monday, May 31, 2010 9:08 AM To: Konsultasi-Kesehata n@yahoogroups. com Subject: Re: Bls: [Konsultasi- Kesehatan] Sekedar Saran Setuju, pak. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: abu fajar <abu.fajar@gmail. com> Sender: Konsultasi-Kesehata n@yahoogroups. com Date: Thu, 27 May 2010 17:27:21 +0700 To: <Konsultasi-Kesehata n@yahoogroups. com> ReplyTo: Konsultasi-Kesehata n@yahoogroups. com Subject: Re: Bls: [Konsultasi- Kesehatan] Sekedar Saran Mengenai pengertian AHLI dan AWAM, tergantung domain di mana kita sedang berbicara. Asumsi saya, milis konsultasi-kesehata n domainnya adalah masalah kesehatan dengan ahli-nya seorang dokter profesional. Maka, selain dokter profesional dianggap sebagai awam. Sementara kalo kita bicara pengobatan alternatif, domainnya adalah masalah kesehatan alternatif dengan ahli-nya seorang yang "bukan dokter"; bisa herbalis, atau praktisi2 di bidang kesehatan lainnya (akupunktur, "paranormal", ... dan banyak lagi). Kalo kita bicara pada domain pengobatan alternatif, maka seorang dokter profesional bisa saja "dianggap" sebagai awam. Soal apresiasi, mhk, tidak ada salahnya kalo kita meng-apresiasi semua orang yang telah berbuat baik buat kita. Kata orang bijak, Tuhan membuat penyakit dan menyediakan obatnya; Tuhan dapat memberi kesembuhan langsung atau melalui siapapun yang dikehendaki, apakah itu seorang dokter profesional atau seorang awam sekalipun. 2010/5/26 antonpas thaquinas <antonpas_thaquinas@ yahoo.com> Ibu saya pernah dirawat selama berbulan-bulan di RS Fatmawati karena mengalami kelumpuhan. Beliau ditangani team yang diketuai oleh seorang dokter spesialis. Karena pertimbangan biaya, dan juga akibat rasa jenuh karena tidak ada progres, maka kami mencoba metoda pengobatan alternatif. Pertama beliau ditangani oleh seorang ahli akunpuntur di Pd Indah (sekitar 6 bulanan). Lalu, dilanjutkan dengan kombinasi terapi pijat dan herbal [mengkonsumsi antanan], pada seorang "awam" di Cilebut. Sekarang ibu saya sudah berjalan normal, bahkan bisa mengerjakan pekerjaan ringan. Beliau sudah kembali ke Medan. Mengenai keberhasilan tersebut, seorang miliser [APIK] dari AS memberi respons bahwa hal itu tidak perlu diapresiasi, karena merupakan pengecualian, dan peluangnya hanya 1 di antara ribuan kasus. Bagi saya tidak begitu penting, apakah itu kebetulan, mujizat, atau whatever we call it, dan hanya terjadi 1 di antara 10.000 kasus; yang jelas sekarang kesehatan Ibu kami bisa pulih. Lalu, bagaimana caranya saya menempatkan orang-orang yang pernah terlibat membantu penyembuhan Ibu kami : Mana yang tergolong ahli, dan mana yang awam? Mohon pencerahan dari rekan-rekan. From: mia ps <anabel_gebil@ yahoo.co. id> Subject: Bls: [Konsultasi- Kesehatan] Sekedar Saran Date: Tuesday, May 25, 2010, 2:11 AM ya benar saya setuju setuju sekali, jadi kita bisa sharing langsung dg ahlinya. Best Regards, Mia Dari: abu fajar <abu.fajar@gmail. com> Kepada: Konsultasi-Kesehata n@yahoogroups. com Terkirim: Ming, 23 Mei, 2010 22:21:15 Judul: [Konsultasi- Kesehatan] Sekedar Saran Alangkah baiknya jika, khususnya seorang dokter atau sejenisnya yang memiliki otoritas yang jelas di bidang kesehatan / obat2an, berkenan mencantumkan gelar. Bagi yang tidak mencantumkan gelar kita anggap sebagai "awam". Maksudnya agar validitas informasinya dapat digunakan dengan sebaik2nya bagi para members lain. Bukan berarti yang bukan dokter tidak boleh memposting tentang (misalnya) pengalamannya atau info yang diambil dari suatu referensi tertentu; mereka tetap boleh memposting, tetapi nilai informasinya tidak sama dengan informasi dari yang berkompeten. |
|