Memulai kebiasaan makan yang baik tentu tidak gampang.
Barangkali ulasan (foward) berikut ini dapat lebih memotivasi kita untuk melakukan pola makan yang lebih baik.
Semoga berguna,
---------- Forwarded message ----------
From: light 99 <quanyinyogi@gmail.com>
Date: 2012/5/16
Subject: Segar Bugar Sepanjang Masa: Mengatasi Ketagihan Makanan Buruk
To: segarbugarsepanjangmasa@googlegroups.com
___________________________________
Pola Makan Segar merupakan suatu pola makan yang dapat membuat tubuh memiliki kesempatan lebih besar untuk memulihkan diri, memperbaiki diri dan meningkatkan kesehatan. Kita akan menjadi makin kagum dan terkejut bahwa sesungguhnya tubuh ini begitu indah dan hebat.
Sekalipun "Makanan Segar bukanlah Obat" tetapi ...menjadi lebih sehat, lebih bugar, lebih bersemangat, lebih ceria, lebih bahagia dan menjadi sangat-sangat keren hanyalah sekedar efek sampingan kecil setelah kita melakukan pola makan segar dan pola hidup yang baik.
Ulasan 'seputar kesehatan yang sering tidak kita pikirkan' yang lain dapat didapatkan dengan membuka atau join di :
http://groups.google.com/group/segarbugarsepanjangmasa
From: light 99 <quanyinyogi@gmail.com>
Date: 2012/5/16
Subject: Segar Bugar Sepanjang Masa: Mengatasi Ketagihan Makanan Buruk
To: segarbugarsepanjangmasa@googlegroups.com
Mengatasi Ketagihan Makanan Buruk
Pada tiap pembahasan dalam rubrik ini, kita hampir selalu membicarakan beberapa hal yang sering ada dalam makanan dan sejumlah makanan yang berakibat buruk bagi kesehatan. Misalnya, tentang 'camilan dan gorengan', buka:
Sudah tahu kalau kita harus makan buah untuk sarapan, agar kita mendapatkan energi yang terbaik, tetapi perasaan 'imitasi' sering membuat kita tidak merasa kenyang dan merangsang kita harus makan dan kita menjadi makin ketagihan dan makin ketagihan jika kita tidak makan sesuatu yang buruk atau merugikan kesehatan atau yang sesusungguhnya tidak cocok untuk tubuh.
Seperti ketika pecandu rokok atau narkoba selalu kembali merokok dan mengkonsumsi narkoba, mereka juga selalu gagal menghentikannya sekalipun sesungguhnya mereka sangat tahu resiko buruknya bagi kesehatannya sendiri maupun lingkungan. Berbagai dalih selalu dikatakan mereka: 'untuk sosialisasi, untuk keakraban', 'asal sedikit juga tidak apa, toh semua yang berlebihan juga tidak bagus', 'toh banyak yang seperti itu, mereka juga tidak apa-apa' dan masih banyak lagi.
Hehehehe..., memang amat menggelikan dalih mereka itu........., mereka justru mencoba berusaha seperti yang lain dan malah tidak berusaha mensosialisasikan kebiasaan hidup sehat yang sudah barang tentu juga sangat berguna bagi yang lain serta juga masyarakat dunia dan lingkungan. Kata mereka juga, "mensosialisasikan itu harus pelan-pelan, tidak boleh drastik". Hehehehehe...ini adalah 'sekedar stimulan' agar mereka tidak merasa bersalah ketika makan makanan buruk. Anda tidak termasuk salah satu dari mereka bukan?
Ketika mereka berusaha untuk menghentikan kebiasaan buruknya, mereka menderita 'kelaparan' (craving), pusing dan berbagai gejala tidak menyenangkan yang lain.
Akhir-akhir ini, sejumlah peneliti mulai tertarik mengamati dengan apa yang disebut 'racun yang timbul akibat kelaparan', yang timbul sebagai efek tidak nyaman yang kita rasakan jika kita terus memberikan beban berat kepada pencernaan dengan makanan yang sulit dicerna. Penelitian mereka menunjukkan bahwa orang-orang yang menerapkan pola makan orang Amerika sesuai dengan SAD (Standar American Diet) menunjukkan indikasi bahwa
mereka sesungguhnya "kekurangan bahan bakar" atau "kelaparan" sehingga mereka terus mencari begitu banyak obat dan suplemen tambahan sebagai stimulan1,2,3,4,5).
Hehehehe..., data statistik yang mengatakan bahwa 'terdapat sekitar 1 miliar, atau 20% penduduk dunia, kelaparan' sudah tidak akurat lagi, karena ternyata 99% orang Amerika dan mulai juga di Indonesia dan berbagai negara yang lain justru kelaparan. Obesitas dan perut buncit merupakan beberapa gejala yang ditimbulkan akibat 'kelaparan'.
Beberapa Gejala Kelaparan
Manakah hal-hal yang disebutkan berikut ini yang mengindikasikan bahwa kita lapar atau tubuh memerlukan sesuatu?
1. pening
2. mudah tersinggung atau 'ga mood'
3. melayang
4. bingung dan lesu
5. gemetar
6. mudah marah, tidak tenang, sedih, tidak puas atau cepat bosan
7. perut keroncongan
Jawabannya adalah nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6 atau nomor 7? Atau semuanya?
Yang benar adalah 'tidak ada satupun jawaban yang benar'. Tidak satupun hal-hal yang disebutkan di atas itu adalah pertanda bahwa kita lapar. Gejala-gejala semacam itu akan hilang setelah beberapa minggu kita melakukan pola makan segar yang tepat.
Jika kita makan makanan yang buruk, berlemak, banyak mengandung stimulator rasa (perasa, penguat rasa, MSG, Hydroized Protein, Gula, Garam, Merica, Cabe dst) dan bahan-bahan makanan yang lain yang dahulu tidak dipakai sebagai makanan pada pertama kali sejarah manusia muncul, kita akan terus merangsang timbulnya gejala-gejala tersebut di atas. Semua makan berlemak, yang diproses, yang dimasak, yang masih dalam ambang batas SAD (Standard American Diet) sesungguhnya seperti heroin, karena bersifat adiktif. Restoran-restoran atau warung-warung yang enak selalu membuat orang ketagihan untuk kembali lagi. Betul kan?
Dalam percobaan pada tikus1),
begitu tikus mulai makan makanan buruk, keseimbangan kimia pada pusat syaraf otak mereka mengalami kerusakan dengan cepat. Respon otak pada kenikmatan menjadi berkurang dan tikus mulai mengembangkan kebiasaan baru, mengkonsumi makanan yang lebih banyak (berkalori tinggi) dan tinggi lemak supaya timbul kenikmatan dengan apa yang biasa disebut dengan 'kenyang'. Hal ini sudah terjadi sebelum tikus-tikus itu menjadi kegemukan.
Kemorosotan kualitas kesehatan semacam ini juga terlihat jika tikus-tikus itu diberikan heroin, cocaine atau steroid. Begitu pula dengan manusia, kesenangan dan kepuasaan atau rasa 'satiation' tidak mudah tercapai sehingga mereka harus lari pada obat atau suplemen dan terus mengkonsumi makanan yang begitu buruk.
Karena efek serupa narkoba yang terdapat pada makanan, banyak orang menjadi terikat pada lingkaran setan untuk selalu makan makanan buruk dan melawan kodrati pola makan manusia yang sesungguhnya. Mereka selalu cenderung makan 'berlebihan' dan hampir sebagian sangat besar orang pada saat ini 'berlebihan' makan. 99% penduduk dunia kelaparan, yang 20% darinya benar-benar 'kurang makan", yang 80% (sisanya) 'terlalu banyak makan'.
Para peneliti melihat bahwa mereka yang beratnya berlebihan atau perutnya buncit, mengalami penurunan kepekaan reseptor dopamine (salah satu reseptor syaraf otak yang menimbulkan rasa puas), sehingga seperti juga pada gejala kecanduan narkoba, mereka akan terus makin banyak dan makin banyak makan untuk mengatasi efek kelaparan (craving) mereka. Makin banyak mereka makan berlebihan, makin tinggi pula penurunan kemampuan tubuh untuk merasakan 'kepuasaan' ('satiation") dari jumlah makanan yang mereka konsumsi3,4,5).
Karena itu jugalah, mereka yang berat badannya berlebih adalah mereka yang paling sulit dalam keadaan 'sedikit saja lapar'. Hal ini seperti menggulung bola di tepung, makin lama akan makin menggembung. Makin banyak mereka makan, makin tinggi berat badan berlebihnya, makin hilang kepekaan atas 'kepuasan' (satiation)nya, dan mereka akan makin 'kelaparan'. Mereka mudah menjadi emosional bila tidak mencerna makanan yang berat walaupun mereka akan berkeringat, mengantuk dan kehabisan tenaga justru setelah makan makanan berat atau makan makanan yang memerlukan proses pencernaan berintensitas tinggi.
Dan ..., emosi inilah yang memberikan sebuah lingkaran setan tambahan yang mempersulit keberhasilan berhenti dari makanan buruk. Makin banyak mereka makan, emosi semacam ini makin banyak timbul, dan membuat makin membuat mereka makin sulit meninggalkannya.
Mereka yang berpuasa tetapi sebelumnya memiliki kebiasaan makan yang buruk akan masin sulit mengendalikan emosinya. Tujuh gejala disebutkan di atas sungguh menggangu konsentrasi dan logika mereka.
Cara menghilangkan emosi itu adalah dengan 'tekad lebih besar' dan makanlah banyak-banyak makan buah manis segar tak berlemak sebelum makan yang lain serta 'bersyukur' kepada Tuhan. Kelihatannya sederhana, tetapi 'rasa bersykur' kepada alam dan terutama kepadaTuhan itu sangat penting bagi keberhasilan kita melakukan pola makan segar yang begitu baik dan ramah lingkungan ini.
Selamat makin sehat, segar, bugar, bahagia, keren dan lebih ceria!
1) Johnson, P., "Dopamine D2 receptors in addiction-like reward dysfunction and compulsive eating in obese rats", Nature Neuroscience. Vol 13: 635-641. 2010.
2) Fuhrman J, Sarter B, Glaser D, Acocella S, "Changing perceptions of hunger on a high nutrient density diet", Nutrition Journal, Nov 7;9(1):51, 2010.
3) Taylor VH, Curtis CM, Davis C, "The obesity epidemic: the role of addiction", CMAJ vol 182:327-328. 2010.
4) Gearhardt AN, Yokum S, Orr PT, et al., "Neural correlates of food addiction", Arch Gen Psychiatry vol 68:808-816. 2011
5) Stice E, Yokum S, Blum K, et al., "Weight gain is associated with reduced striatal response to palatable food", J Neurosci vol 30:13105-13109, 2010.
-- ___________________________________
Pola Makan Segar merupakan suatu pola makan yang dapat membuat tubuh memiliki kesempatan lebih besar untuk memulihkan diri, memperbaiki diri dan meningkatkan kesehatan. Kita akan menjadi makin kagum dan terkejut bahwa sesungguhnya tubuh ini begitu indah dan hebat.
Sekalipun "Makanan Segar bukanlah Obat" tetapi ...menjadi lebih sehat, lebih bugar, lebih bersemangat, lebih ceria, lebih bahagia dan menjadi sangat-sangat keren hanyalah sekedar efek sampingan kecil setelah kita melakukan pola makan segar dan pola hidup yang baik.
Ulasan 'seputar kesehatan yang sering tidak kita pikirkan' yang lain dapat didapatkan dengan membuka atau join di :
http://groups.google.com/group/segarbugarsepanjangmasa
__._,_.___