FYI :
Benar-benarlah negara ini, rumah sakit malah meyebabkan keluarga menjual
anaknya untuk membayar biaya persalinan. Ini benar-benar biadab. Saya tidak
tahu bagaimana sikap Rumah Sakit atau Kementerian Kesehatan dalam melihat
kejadian ini. Ini fenomena gunung Es.
Jujur saya heran saja pada satu sisi pemerintah dan wakil rakyat sanggup2nya
meyediakan dana naik Haji untuk sebagian orang dari uang rakyat, sementara
rakyat dalam kondisi kemiskinan begini. Jujur sebagai muslim saya malu dan
benar-benar tidak rela uang rakyat digunakan untuk naik haji. Masih ada hal
yang lebih penting untuk kesejahteraan rakyatnya,seperti biaya rumah sakit.
Disinilah dituntut keagamaan seseorang dalam melihat persoalan kemanusiaan.
Media juga ngacok, menuliskan judulnya Ibu Jual Pasangan Bayi Kembar. Judul
yang terkesan meyalahkan ibu (perempuan) bukannya rumah sakitnya atau dinas
kesehatan sebagai biang keroknya atas kebijakan yang tidak adil bagi yang
miskin.Sehingga sampai anak harus dijual.
GUNUNG KIDUL - Kemiskinan kerap membuat banyak orang tidak mempunyai pilihan
hingga rela mengambil sebuah keputusan yang salah.
Inilah yang dialami pasangan Sarimin dan Suparti, warga Desa Kepek,
Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Keluarga ini harus rela merelakan salah satu anak kembar yang baru
dilahirkan dibeli orang lain lantaran tidak mampu membayar biaya persalinan
rumah sakit sebesar Rp5 juta.
Karena belum membayar biaya persalinan, bayi kembar mereka sempat tertahan
di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari selama beberapa hari. Untuk menutupi
biaya persalinan, pihak rumah sakit meminta agar Suparti merelakan salah
satu bayi kembarnya dijual kepada orang lain.
Suparti pun mengaku sedih kehilangan salah satu anak kembarnya yang belum
sempat diberi nama dibeli orang lain.
"Kan miskin nggak punya anu diberi apa-apa itu," jelas ibu bayi yang tak
mampu menahan kesedihan.
Kisah pilu yang dialami pasangan Sarimin-Suparti menjadi potret buram warga
miskin di Indonesia yang dipaksa memilih berpisah dengan darah dagingnya
sendiri. Kondisi memprihatinkan seperti ini tak seharusnya terjadi jika ada
kepedulian serta tanggung jawab pemerintah daerah setempat memperhatikan
nasib warganya.
Salam
Hartoyo
Sekretaris Umum Ourvoice
Telp : 021-92138925
http://ourvoice.or.id
http://forum.ourvoice.or.id
[Non-text portions of this message have been removed]
------------------------------------
Ingin tahu lebih dalam tentang Compensation & Benefit, Struktur Penggajian ?
http://hrcompensationbenefit.blogspot.com/
Pahami lebih jauh lagi tentang Industrial Relation & Ketenagakerjaan di Indonesia
http://infoindustrialrelation.blogspot.com/
Seputar Dunia Kesehatan Kita, Sangat Bermanfaat
http://infokonsultasikesehatan.blogspot.com/
http://portalkesehatan.blogspot.com/
Dunia Sekertaris
http://portalsecretary.blogspot.com/
Informasi Lowongan Kerja
http://portallowongankerja.blogspot.com/
http://portaljobvacancy.blogspot.com/
Strategi Marketing & Sales
http://portalmarketingsales.blogspot.com/
Serba Serbi Teropong Dunia
http://liputanduniakita.blogspot.com/
Lain-Lain
http://portalkostkontrakan.blogspot.com/
http://infopembantubabysister.blogspot.com/Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Konsultasi-Kesehatan/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Konsultasi-Kesehatan/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
Konsultasi-Kesehatan-digest@yahoogroups.com
Konsultasi-Kesehatan-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
Konsultasi-Kesehatan-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/