Sungguh amat menyedihkan, apakah kita perlu membentuk suatu forum untuk
membantu/membalas budi mereka
salam,
Sandria - Bandung
Menyedihkan dan mengharukan, Sebegitu kecilnya penghargaan untuk Para
> Pahlawan yang telah membela untuk Kemerdekaan RI. Adakah seseorang atau
> sekumpulan orang yang terketuk hatinya untuk membantu para pahlawan kita
> untuk memperoleh penghargaan yang selayaknya dari Negara tercinta
> Indonesia yang telah mereka perjuangkan ?????
>
> Sabar ya...kakek2 pahlawan, Tuhan Maha Mengetahui dan Maha Adil serta
> Bijaksana, Jasamu takkan terlupakan. Meskipun di dunia hidup sengsara,
> Insya Allah di Akhirat Engkau akan mendapat tempat yang layak dan
> bahagia. Amien....
>
> Atas Perhatian dan kerjasamanya, saya mengucapkan terima kasih.
> * Regards*
> EP
> ------------------------------------------------------------------------
>
> On 6/22/2010 11:56 AM, Suherni Nurhaliza wrote:
>>
>> menyedihkan sekali melihat realita ini,,,
>> (tak bisa berkomentar banyak)...!!!
>> ------------------------------------------------------------------------
>> *From:* Friska M <friska@jakaranatama.co.id>
>> *To:* milis konsul kesehatan <Konsultasi-Kesehatan@yahoogroups.com>
>> *Sent:* Tue, June 22, 2010 8:38:49 AM
>> *Subject:* [Konsultasi-Kesehatan] Fw: A Liter of Tears for The
>> Forgotten Heroes
>>
>> 
>>
>> *A Liter of Tears for The Forgotten Heroes*
>>
>> //i43.tinypic.com/1zlc40z.jpg)
>> <http://stat.ks.kidsklik.com/files/2010/04/1zlc40z.jpg>
>>
>> 8 dari 10 orang mengeluarkan air matanya setelah melihat foto ini
>> (http://i43.tinypic. com/1zlc40z. jpg
>> <http://i43.tinypic.%20com/1zlc40z.%20jpg>)
>>
>> Sore itu dalam pinggiran jalan protokol cuaca cukup cerah meski
>> dihiasi awan kelabu. Suara kendaraan bermotor menelurkan asapnya yang
>> gelap. Mata saya tertuju pada sebuah pemandangan unik dan mengharukan.
>> Buritan trotoar terduduk seorang kakek tua baya. Berpakaian rapi yang
>> tak serapi nasibnya. Tangan kirinya memegang sebungkus nasi warteg.
>> Tangan kanannya yang sudah terlukis pembuluh-pembuluh darah memegang
>> dengan kuat sendok plastik mentransfer energi kepada tubuhnya yang
>> lunglai. Satu, dua, tiga suap nasi tergiling dalam mulut tak bergigi
>> yang tampak kesusahan mengunyah. Di pundaknya terpampang lambang LVRI,
>> sebuah pangkat semu yang berharga dalam sejarah. Sepatu but yang
>> tampak rajin disemir melekat sebagai pelindung kaki-kakinya yang sudah
>> tak sekuat dulu.
>>
>> Dialah satu dari lebih kurang 32.000 prajurit dan PNS veteran yang
>> telah berandil besar dalam memperjuangkan kemerdekaan negara ini.
>> Mereka bertempur dengan bermodalkan keberanian dan resiko kehilangan
>> nyawa. Perjuangan dan kegigihannyalah yang membawa republik ini
>> menjadi negeri berdaulat. Bambu-bambu rucingnya telah membakar
>> sendi-sendi kekejaman penjajah.
>>
>> Namun, gambaran di alenia pertama tadi cukup mendiskripsikan bahwa
>> mereka sama sekali belum dihargai layaknya pahlawan. Nasib veteran
>> cenderung diabaikan di negeri ini. Kesejahteraan para pejuang Tanah
>> Air ini kerap dikesampingkan. Penghasilan mereka pun bahkan di bawah
>> UMR. Mereka harusnya mendapat perbaikan nasib dan pemakaman yang
>> layak. Kini, mereka hanya mengeluh dan meratapi nasib mereka yang
>> berjuang membebaskan kita dari jajahan bangsa manapun, dengan
>> mempertaruhkan jiwa dan raga mereka. Dahulu mereka yang menumpahkan
>> darah, meninggalan rumah dan anak istri mereka, demi bisa mengibarkan
>> bendera Merah Putih di Tanah Ibu Pertiwi Ini.
>>
>> Sekarang jasa mereka dilupakan oleh kita.
>>
>> Tahun 2006, Para veteran itu mencurahkan isi hati mereka dalam sebuah
>> surat ke Istana Merdeka. Karena, sejak 1994, satu potong tubuh
>> pahlawan yang cacat dalam perang kemerdekaan hanya dihargai Rp 22.000
>> per bulan. Sekali lagi, mereka memohon perhatian yang lebih layak.
>>
>> Sungguh sangat memilukan. Pertanyaannya, apakah pemerintah tidak mampu
>> memberikan perhatian yang lebih layak. Bukankah usia para veteran itu
>> sekarang sudah 70 hingga 75 tahun, sehingga tidak perlu memakan waktu
>> lama untuk sekadar menyenangkan dan memberikan penghargaan yang pantas.
>>
>> Mereka adalah orang-orang tua kita yang ikut membantu menegakkan
>> berdirinya sebuah negara bernama Republik Indonesia . Sangat wajar
>> untuk sebuah penghargaan. Tapi inilah raut muka negeri ini di usianya
>> yang ke-65. Raut ironi yang tampak dimana-mana. Lihat saja, gaji dan
>> tunjangan para anggota DPR, menteri atau anggota berbagai Komisi yang
>> kini marak di Indonesia . Lalu, bandingkan dengan para veteran yang
>> hanya dihargai Rp 22.000. Bahkan, anggota DPR diberi hingga 30 jutaan
>> rupiah hanya untuk dana serap aspirasi. Padahal, kita belum merasakan
>> hasil kerja para wakil rakyat itu. Inikah wajah negeri yang sudah
>> merdeka 65 tahun. Beginikah sebuah negeri menghargai para veteran?
>> Lalu dimanakah keadilan itu? Ketika sepucuk surat melayang ke Istana
>> Presiden, kita pun tidak tahu, bagaimana nasib surat itu. Kita hanya
>> bisa berharap, semoga ada titik cerah bagi para veteran ketika sinar
>> kemerdekaan menyentuh usia ke-65. Sekadar harapan untuk sebuah
>> keadilan. Maka, dengarkanlah.
>>
>> (catatan : Asvi Warman Adam, Sejarawan LIPI)
>>
>>
>>
>>
>>
>
------------------------------------
Ingin tahu lebih dalam tentang Compensation & Benefit, Struktur Penggajian ?
http://hrcompensationbenefit.blogspot.com/
Pahami lebih jauh lagi tentang Industrial Relation & Ketenagakerjaan di Indonesia
http://infoindustrialrelation.blogspot.com/
Seputar Dunia Kesehatan Kita, Sangat Bermanfaat
http://infokonsultasikesehatan.blogspot.com/
http://portalkesehatan.blogspot.com/
Dunia Sekertaris
http://portalsecretary.blogspot.com/
Informasi Lowongan Kerja
http://portallowongankerja.blogspot.com/
http://portaljobvacancy.blogspot.com/
Strategi Marketing & Sales
http://portalmarketingsales.blogspot.com/
Serba Serbi Teropong Dunia
http://liputanduniakita.blogspot.com/
Lain-Lain
http://portalkostkontrakan.blogspot.com/
http://infopembantubabysister.blogspot.com/Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Konsultasi-Kesehatan/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Konsultasi-Kesehatan/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
Konsultasi-Kesehatan-digest@yahoogroups.com
Konsultasi-Kesehatan-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
Konsultasi-Kesehatan-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/