Karena sifatnya hanya informasi kekejutan harga tokek 179 M utk 64 kg, maka lupa informasi hal suara dan makannya apa, mungkin out put suaranya bisa 1 jt decibel dan makannya bukan nyamuk biasa lg
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Karena perubahan iklim politik, maka istilah jadi berubah menjadi TOKEK LAWAN BUAYA khkhkkkkk
From:
Sent: Monday, 10 May 2010 09:03
To:
Subject: Bls: [Konsultasi-
gak kbayang gmn bunyi tokek segede itu...itu tokek abis mkn buaya kali...hehe
Dari: abu fajar <abu.fajar@gmail.
Kepada:
Terkirim: Jum, 7 Mei, 2010 15:20:05
Judul: Re: [Konsultasi-
Itu tokek apa buaya .... ??
2010/5/7 <newspaper.indonesia @gmail.com>
Astaga...Tokek Seberat 64 Kg Ditawar Rp 25 Miliar/Ons
Fenomena seekor tokek berat 64 kg. Seorang remaja yang tinggal di perbatasan antara pulau Kalimantan dan
Tokek Raksasa itu Akhirnya Terjual Rp 179 Miliar
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Mei/Fer
TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Andi Makkuraga Hidayat, warga Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, bersedia membeli tokek seberat 64 kilogram yang ditemukan di perbatasan antara Siemanggaris, Nunukan, dan Seudong, Malaysia, oleh seorang remaja, warga negara Malaysia yang tinggal di Kalabakan,seharga Rp 25 miliar per ons. Satu kilogram sama dengan 10 ons.
Keinginan Andi ini dikatakan langsung pada awak redaksi Tribun Kaltim, Rabu (5/5/2010) sore. "Saya sengaja datang ke Tribun (Kaltim) memang untuk membeli tokek tersebut. Saya tahu informasi itu memang dari Tribun, dan langsung berniat membeli. Saya berani beli Rp 25 miliar per ons," tegas Andi. Jika dihitung maka tokek itu berharga Rp 16 triliun.
Sejak 3 tahun lalu, dia memang berbisnis tokek. Mulai dari
"Makanya kaget juga waktu baca Tribun trus ada tokek 64 kg. Luar biasa. Dulu saya pernah menawar tokek 1 kg yang per ons-nya saya hargai Rp 10 miliar. Sekarang untuk tokek 64 kilogram saya berani beli Rp 25 miliar per ons," katanya meyakinkan.
Andi memercayai bahwa tokek mampu mengobati penyakit HIV/AIDS. Inilah yang membuat tokek banyak diburu, baik oleh orang
Meski demikian, diakui Andi, selama ini bisnis jual beli tokek yang ditekuninya kerap tak selalu berjalan mulus. "Seringnya ditipu, apalagi di daerah Jawa, itu banyak mafianya. Saya pernah dikasih tahu ada tokek seberat 1 kg, lalu saya datang ke
Tapi kalau yang ditampilkan di koran Tribun ini
Tokek raksasa tersebut kini masih tersimpan di rumah si penemu di Kalabakan. Setiap harinya hewan tersebut harus diberi makan daging, terutama hati ayam untuk dapat terus bertahan hidup. Sebenarnya sudah banyak calon pembeli yang datang melihat langsung temuan tersebut. Namun, hingga kini belum ada kesepakatan harga antara si penjual dan pembeli.
"Mudah-mudahan saya berhasil membeli tokek ini. Saya berani beli Rp 25 miliar per ons," ujar Andi.
Peminat untuk membeli tokek tersebut juga terus berdatangan ke kantor Tribun Kaltim. Di antaranya, Nanang dan Marimin yang mengaku salah satu agen resmi pembeli tokek, bahkan siap membeli tokek tersebut dengan harga yang diminta sang pemilik.
"Saya kaget dengan berita tokek sebesar itu dan beratnya mencapai 64 kg. Makanya saya ingin membeli tokek tersebut," kata Nanang saat bertandang ke kantor Tribun, (5/5/2010) malam.
Hal senada juga diutarakan oleh Marimin. Ia mengaku sudah menghubungi kantor pusat pembeli tokek di Korea Utara terkait berita tentang tokek menghebohkan tersebut. "Saya sudah menelpon bos saya di
"Bos saya dari
(*)
__._,_.___