Pertamina Teroris, Letakan 50 Juta 'Bom' di Dapur Rakyat
berita2.com: Ledakan tabung gas sepertinya tiada henti di negri ini. Sejumlah anak bangsa sudah menjadi korban. Hampir setiap rumah saat ini menyimpan 'bom' di dalam rumahnya yang setiap waktu bisa saja meledak mengorbankan mereka sendiri. Tanpa kita sadari Pertamina telah menjadi 'teroris' dengan tidak menjaga kualitas tabung gas yang diberikan kepada rakyat. Sungguh ironis.
Bagaimana tidak, tanpa malu-malu, pemerintah malah mengingatkan masyarakat agar memperhatikan kelayakan tabung gas beserta perangkat lainnya yang digunakan menyusul hasil pendataan mengenai meningkatnya kasus ledakan tabung LPG akhir-akhir ini.
Itu pernyataan pers Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang disampaikan di Jakarta, Minggu (2/5/2010). Pernyataan itu merupakan hasil rapat koordinasi Kementerian ESDM, Kementerian Tenaga Kerja dan Tramsigrasi serta Puslabfor Mabes Polri, Pemda DKI serta PT Pertamina pada 30 April 2010.
Rapat koordinasi itu membahas keselamatan penggunaan LPG di masyarakat. Semua instansi terkait (Kementerian ESDM, Kemenakertrans, Puslabfor Bareskrim Polri, PT Pertamina (Persero), Pemda DKI) mendukung program konversi minyak tanah ke LPG, yang sudah dimulai dari tahun 2007.
Hingga saat ini, pemerintah telah membagikan hampir 50 juta tabung, berupa tabung LPG 3 Kg lengkap dengan aksesorisnya (yang memenuhi Standar Nasional Indonesia/SNI) beserta isinya.
Instansi-Instansi terkait berkomitmen bersama untuk mendukung upaya yang akan dilakukan ke depan untuk mencegah terjadinya kebakaran yang disebabkan oleh LPG.
Menurut Kementerian ESDM, ledakan LPG yang sering terjadi akhir-akhir ini di masyarakat--berdasarkan hasil investigasi oleh Puslabfor Bareskrim Polri, Kementerian ESDM dan Kemenakertrans--sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun awal program konversi minyak tanah ke LPG.
Dari data-data tersebut, diketahui bahwa pemeliharaan terhadap tabung maupun askesoris seperti kemungkinan bocornya selang, rubber seal dan gagalnya regulator perlu mendapat perhatian dari pengguna LPG dan perlunya peningkatan bimbingan serta pengawasan dari pemerintah.
Begitulah pemerintah, selalu menyalahkan masyarakat yang telah nyata-nyata menjadi korban ledakan tabungan gas yang kebanyakan dibagikan secara gratis oleh pemerintah.
Karena sudah demikian banyaknya kasus, sebetulnya tidak ada alasan pemerintah dalam hal ini pemerintah untuk tidak bertanggung jawab atas tabung gas tersebut. Tapi alih-alih masyarakatnya yg diminta waspada terhadap 'bom gratis' yang dibagikan itu.
Patut dicurigai di tubuh pemerintah atau pertamina saat ini, ada penyusup yang hendak melakukan genosida terhadap masyarakat Indonesia dengan cara meledakkan rumah satu demi satu melalui tabung gas. Mereka menghendaki agar rakyat negeri ini cemas berkepanjangan dn mati satu demi satu. Bila tidak, mengapa membiarkan tabung-tabung itu membunuh anak negri ini?
Bagaimana tidak, tanpa malu-malu, pemerintah malah mengingatkan masyarakat agar memperhatikan kelayakan tabung gas beserta perangkat lainnya yang digunakan menyusul hasil pendataan mengenai meningkatnya kasus ledakan tabung LPG akhir-akhir ini.
Itu pernyataan pers Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang disampaikan di Jakarta, Minggu (2/5/2010). Pernyataan itu merupakan hasil rapat koordinasi Kementerian ESDM, Kementerian Tenaga Kerja dan Tramsigrasi serta Puslabfor Mabes Polri, Pemda DKI serta PT Pertamina pada 30 April 2010.
Rapat koordinasi itu membahas keselamatan penggunaan LPG di masyarakat. Semua instansi terkait (Kementerian ESDM, Kemenakertrans, Puslabfor Bareskrim Polri, PT Pertamina (Persero), Pemda DKI) mendukung program konversi minyak tanah ke LPG, yang sudah dimulai dari tahun 2007.
Hingga saat ini, pemerintah telah membagikan hampir 50 juta tabung, berupa tabung LPG 3 Kg lengkap dengan aksesorisnya (yang memenuhi Standar Nasional Indonesia/SNI) beserta isinya.
Instansi-Instansi terkait berkomitmen bersama untuk mendukung upaya yang akan dilakukan ke depan untuk mencegah terjadinya kebakaran yang disebabkan oleh LPG.
Menurut Kementerian ESDM, ledakan LPG yang sering terjadi akhir-akhir ini di masyarakat--berdasarkan hasil investigasi oleh Puslabfor Bareskrim Polri, Kementerian ESDM dan Kemenakertrans--sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun awal program konversi minyak tanah ke LPG.
Dari data-data tersebut, diketahui bahwa pemeliharaan terhadap tabung maupun askesoris seperti kemungkinan bocornya selang, rubber seal dan gagalnya regulator perlu mendapat perhatian dari pengguna LPG dan perlunya peningkatan bimbingan serta pengawasan dari pemerintah.
Begitulah pemerintah, selalu menyalahkan masyarakat yang telah nyata-nyata menjadi korban ledakan tabungan gas yang kebanyakan dibagikan secara gratis oleh pemerintah.
Karena sudah demikian banyaknya kasus, sebetulnya tidak ada alasan pemerintah dalam hal ini pemerintah untuk tidak bertanggung jawab atas tabung gas tersebut. Tapi alih-alih masyarakatnya yg diminta waspada terhadap 'bom gratis' yang dibagikan itu.
Patut dicurigai di tubuh pemerintah atau pertamina saat ini, ada penyusup yang hendak melakukan genosida terhadap masyarakat Indonesia dengan cara meledakkan rumah satu demi satu melalui tabung gas. Mereka menghendaki agar rakyat negeri ini cemas berkepanjangan dn mati satu demi satu. Bila tidak, mengapa membiarkan tabung-tabung itu membunuh anak negri ini?
__._,_.___