Otak Manusia Siapa yang Paling Bahagia di Dunia?
Nurul Ulfah - detikHealth
(Foto: timesonline)
Wisconsin, Adakah orang yang paling bahagia di dunia di tengah tumpukan masalah hidup yang melilit? Ternyata peneliti menemukan otak manusia paling langka yang berisi gelombang gamma, yakni gelombang yang diduga sebagai penentu kebahagiaan seseorang.
Gelombang gamma sangat jarang ditemukan pada manusia. Tapi otak seorang biksu berkebangsaan Perancis yang tinggal di daratan Himalaya diketahui penuh dengan gelombang gamma. Hal itu membuatnya dijuluki manusia paling bahagia di dunia.
Biksu tersebut bernama Matthieu Ricard. Menurut Ricard, kunci kebahagiaan terletak pada kekuatan mental. Sebagai penganut ajaran dan teori agama Budha, ia percaya bahwa kebahagiaan akan diperoleh jika fokus pada kekuatan diri sendiri. Teknik meditasi dan sikap mementingkan kepentingan orang lain adalah kuncinya.
Ricard menyebutkan ada tujuh aspek yang mempengaruhi kebahagiaan dalam hidup seseorang, diantaranya keluarga, pekerjaan, kesehatan dan sikap mental. Semua aspek itu tergabung dan terperangkap dalam pikiran. Untuk itu, apapun yang terjadi dalam hidup, semuanya harus dikembalikan pada pikiran yang tenang.
"Jika seseorang bisa menenangkan pikiran, masalah apapun yang ada dalam hidup akan terasa baik-baik saja," kata Ricard seperti dikutip dari Timesonline, Selasa (9/2/2010). Demi menghasilkan pikiran yang fokus dan tenang, Ricard sengaja untuk tidak menikah, tidak mempunyai anak atau berkarir.
Teori memfokuskan dan menenangkan pikiran yang diterapkan Ricard ternyata diakui oleh para pakar otak. Berdasarkan hasil scan otak yang dilakukan peneliti dari University of Wisconsin terhadap Ricard, diketahui bahwa bagian abu-abu pada otaknya menghasilkan gelombang gamma.
Gelombang gamma adalah gelombang yang menentukan tingkat kesadaran, ingatan, pembelajaran dan lainnya. Dalam sejarah dan literatur neuroscience, gelombang gamma belum pernah ditemukan sebelumnya pada otak manusia. Gelombang gamma inilah yang mempengaruhi tingkat ketenangan dan kebahagiaan seseorang.
Peneliti tidak hanya memeriksa otak Ricard, tapi juga faktor lainnya seperti gerakan otot muka, kemampuan mempertahankan ketenangan dan sebagainya. Semua faktor itu jika digabungkan akan menghasilkan kesehatan otak yang optimal.
Meski Ricard diduga sebagai manusia paling bahagia di dunia, ia tidak pernah mengajak apalagi memaksa orang lain untuk masuk dan menganut agamanya. Pakar saraf dan otak pun hanya menyarankan agar orang-orang mengikuti teknik yang diterapkan Ricard jika ingin hidup tentram dan bahagia.
Beberapa teknik yang dianjurkan Ricard diantaranya yaitu meditasi, mendahulukan kepentingan orang lain dan melatih pikiran bawah sadar.
Tak jauh berbeda dengan Ricard, seorang pengarang buku 'Happiness: Lessons from a New Science', Lord Layard pun mengatakan bahwa rumus bahagia adalah bersosialisasi, membuat koneksi, bergerak secara aktif, terus belajar dan biasakan memberi sesuatu untuk orang lain.
Menurut Layard yang juga merupakan pakar ekonomi Inggris, pemerintah perlu merancang program pembangunan pola hidup yang tepat untuk meningkatkan rasa bahagia.
"Kebanyakan dana dialokasikan pemerintah untuk mengurangi kemisikinan atau penyakit. Seharusnya pemerintah juga perlu mengalokasikan dana lebih untuk pelayanan kesehatan mental, dukungan orangtua dan edukasi yang positif," kata Layard.
Nurul Ulfah - detikHealth
(Foto: timesonline)
Wisconsin, Adakah orang yang paling bahagia di dunia di tengah tumpukan masalah hidup yang melilit? Ternyata peneliti menemukan otak manusia paling langka yang berisi gelombang gamma, yakni gelombang yang diduga sebagai penentu kebahagiaan seseorang.
Gelombang gamma sangat jarang ditemukan pada manusia. Tapi otak seorang biksu berkebangsaan Perancis yang tinggal di daratan Himalaya diketahui penuh dengan gelombang gamma. Hal itu membuatnya dijuluki manusia paling bahagia di dunia.
Biksu tersebut bernama Matthieu Ricard. Menurut Ricard, kunci kebahagiaan terletak pada kekuatan mental. Sebagai penganut ajaran dan teori agama Budha, ia percaya bahwa kebahagiaan akan diperoleh jika fokus pada kekuatan diri sendiri. Teknik meditasi dan sikap mementingkan kepentingan orang lain adalah kuncinya.
Ricard menyebutkan ada tujuh aspek yang mempengaruhi kebahagiaan dalam hidup seseorang, diantaranya keluarga, pekerjaan, kesehatan dan sikap mental. Semua aspek itu tergabung dan terperangkap dalam pikiran. Untuk itu, apapun yang terjadi dalam hidup, semuanya harus dikembalikan pada pikiran yang tenang.
"Jika seseorang bisa menenangkan pikiran, masalah apapun yang ada dalam hidup akan terasa baik-baik saja," kata Ricard seperti dikutip dari Timesonline, Selasa (9/2/2010). Demi menghasilkan pikiran yang fokus dan tenang, Ricard sengaja untuk tidak menikah, tidak mempunyai anak atau berkarir.
Teori memfokuskan dan menenangkan pikiran yang diterapkan Ricard ternyata diakui oleh para pakar otak. Berdasarkan hasil scan otak yang dilakukan peneliti dari University of Wisconsin terhadap Ricard, diketahui bahwa bagian abu-abu pada otaknya menghasilkan gelombang gamma.
Gelombang gamma adalah gelombang yang menentukan tingkat kesadaran, ingatan, pembelajaran dan lainnya. Dalam sejarah dan literatur neuroscience, gelombang gamma belum pernah ditemukan sebelumnya pada otak manusia. Gelombang gamma inilah yang mempengaruhi tingkat ketenangan dan kebahagiaan seseorang.
Peneliti tidak hanya memeriksa otak Ricard, tapi juga faktor lainnya seperti gerakan otot muka, kemampuan mempertahankan ketenangan dan sebagainya. Semua faktor itu jika digabungkan akan menghasilkan kesehatan otak yang optimal.
Meski Ricard diduga sebagai manusia paling bahagia di dunia, ia tidak pernah mengajak apalagi memaksa orang lain untuk masuk dan menganut agamanya. Pakar saraf dan otak pun hanya menyarankan agar orang-orang mengikuti teknik yang diterapkan Ricard jika ingin hidup tentram dan bahagia.
Beberapa teknik yang dianjurkan Ricard diantaranya yaitu meditasi, mendahulukan kepentingan orang lain dan melatih pikiran bawah sadar.
Tak jauh berbeda dengan Ricard, seorang pengarang buku 'Happiness: Lessons from a New Science', Lord Layard pun mengatakan bahwa rumus bahagia adalah bersosialisasi, membuat koneksi, bergerak secara aktif, terus belajar dan biasakan memberi sesuatu untuk orang lain.
Menurut Layard yang juga merupakan pakar ekonomi Inggris, pemerintah perlu merancang program pembangunan pola hidup yang tepat untuk meningkatkan rasa bahagia.
"Kebanyakan dana dialokasikan pemerintah untuk mengurangi kemisikinan atau penyakit. Seharusnya pemerintah juga perlu mengalokasikan dana lebih untuk pelayanan kesehatan mental, dukungan orangtua dan edukasi yang positif," kata Layard.
(fah/ir)
__._,_.___