Dear all,
Di tengah ancaman penyakit pascamusim hujan, warga Jakarta Timur tampaknya juga harus waspada terhadap penyebaran penyakit tuberkulosis (TBC) yang menyebar lewat udara. Sepanjang tahun lalu saja, tercatat ada 2.217 warga yang mengidap TBC.
Angka ini jauh menurun dari tahun 2007 yang mencapai 3.299 warga. Untuk menekan jumlah penderita TBC, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur menerapkan program pengobatan jangka pendek dengan pengawasan atau directly observed treatment shortcourses (DOTS) plus.
Data Sudin Kesehatan Jaktim menunjukkan, saat ini masih terdapat 2.217 warga yang mengidap TBC. Kasus ini terdeteksi perkecamatan secara case detection rate (CDR). Penderita TBC tertinggi berada di Kecamatan Jatinegara mencapai 93,99 persen. Kendati demikian, kasus TBC di Jaktim mengalami penurunan dibanding tahun 2007, tercatat 3.299 kasus.
Selain Jatinegara, wilayah lain yang terdeteksi oleh CDR adalah Kecamatan Cakung 82 persen, Cipayung 76,87 persen, Ciracas 72,43 persen, Durensawit 51,63 persen, Kramatjati 48,26 persen, Makasar 42,25 persen, Matraman 38,95 persen, Pulogadung 33,31 persen, dan Pasar Rebo 29,33 persen. Tingginya kasus TBC ini karena penularannya melalui udara, dan bisa menyerang segala usia dan jenis kelamin.
Kasudin Kesehatan Jaktim Paripurna Harimuda mengatakan, upaya yang dilakukan dalam mengatasi penyakit TB dengan DOTS Plus untuk mengatasi resistensi obat anti-tuberkulosis (TB). "Untuk pasien dengan multidrug resistant atau MDR-TB menggunakan program DOTS Plus," ujarnya, Minggu (1/3).
Program ini untuk membantu kesulitan warga mendapatkan obat karena harganya relatif mahal. "Harga obatnya sangat mahal dari harga obat TB biasa. Program DOTS Plus untuk pengobatan pasien MDR-TB, sedangkan DOTS untuk pasien TB biasa," katanya seraya menambahkan program DOTS Plus juga meliputi upaya peningkatan kapasitas laboratorium pemeriksaan penyakit TB.
Selain itu, Sudin Kesehatan Jaktim rutin melakukan pelayanan mulai dari puskesmas hingga melebar ke rumah sakit dengan menggunakan strategi program DOTS. Bagi penderita TB paru baksil tahan asam (BTA) positif, disarankan melakukan pengobatan secara terus-menerus di rumah sakit hingga hasil laboratorium benar-benar negatif. Pengobatan TBC di rumah sakit pemerintah dan Puskesmas gratis. Hal itu berlaku bagi pasien dari kalangan kaya ataupun miskin.
"Jadi, upaya pemerintah untuk mengobati TBC selalu dilakukan, hanya saja kesadaran masyarakat untuk berobat yang masih rendah. Kurangnya kesadaran penderita TBC untuk berobat karena masih banyak penderita TBC yang tidak kontinyu berobat sehingga penyembuhannya tidak tuntas, padahal obatnya sudah digratiskan," paparnya.
Berkembanganya penyakit TBC di Jakarta ternyata lebih disebabkan faktor ekonomi dan minimnya kesadaran masyarakat. Ahli paru-paru dan pernapasan Rumah Sakit Persahabatan, Dokter Priyanti Z Soepand, mengungkapkan, buruknya kondisi sosial ekonomi serta meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal mempercepat penyebaran TBC. Sayangnya, penderita masih minim pengetahuan tentang penyembuhan penyakit ini.
sumber : beritajakarta.com
 | Lhituber, produk terbaru persembahan dari Liza Herbal International yang berkhasiat untuk membantu memelihara kesehatan pernafasan. Terbuat dari daun sambiloto, daun pegagan dan daun dewa. formulasinya yang seimbang bisa membantu anda memperkuat daya tahan dari penyebaran bakteri penyebab TBC. |
Semoga informasinya bermanfaat. Terima kasih.
Salam hangat,
Dr. Liza Communications
Be Healthy With Herbs
http://www.lizaherbal.com
cp: rini@lizaherbal.com
__._,_.___
