Tanya jawab tentang Ikan Mentah
Karena terobsesi oleh pengetahuan yang keliru tentang kebutuhan protein dan karena mereka menyadari tentang bahaya lemak maka banyak orang yang beralih ke ikan dan makanan laut untuk mendapatkan protein, yaitu sebagai alih-alih mendapatkan protein dari daging yang tentu saja banyak mengandung lemak. Bahkan tidak jarang praktisi kesehatan yang menganjurkan orang-orang untuk mengkonsumsi ikan. Tetapi, benarkah aman ikan itu?
Ikan bisa mengandung merkuri dan polutan industri pada tingkat yang sangat tinggi. Polutan ini disebut dengan polychlorinated biphenyls (PCBs) dan disimpan ikan di dalam dagingnya. Sesuai dengan penelitian,jika ibu mengandung mengkonsumsi PCBs dalam jumlah banyak akan berpengaruh terhadap perhatian, ingatan dan IQ si bayi.
(dicuplik dari "Making a Healthy Baby" oleh Dr. Bruce Miller, a member of the Linus Pauling Institute of Science Medicine).
Padahal merkuri dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan gangguan syaraf serta sangat berpengaruh kepada perkembangan otak bagi janin dan balita.
Tetapi, Badan Pegawasasan Obat dan Makanan (FDA) di Amerika Serikat pun memandang sebelah mata kepada ikan dan mereka lebih tertarik mengawasai kandungan merkuri pada kosmetik. Mengapa FDA tetap memperbolehkan penggunaan merkuri pada vaksin (bahkan dengan ambang batas 50 kali lipat yang terdapat pada kosmetik)? Mengapa FDA tidak melarang konsumsi ikan?1)
Berikut ini adalah ringkasan tanya jawab yang sering diajukan melalui japri dan berbagai cara yang lain....
Tanya : Apakah semua ikan mentah mengandung merkuri dan tidak aman kita konsumsi?
Jawab:
Walaupun mungkin terasa sangat tidak enak didengar oleh para pengusaha ikan, restoran seafood dan seterusnya, ini adalah sebuah pilihan dan kenyataan yang perlu diungkapkan.
Merkuri ada di mana-mana. Sesuai dengan Ahli Toksin Mike Bolger Ph.D dari FDA ada sekitar 2.700 hingga 6.000 ton merkuri per tahun dilepaskan ke atmosfer secara alami baik dari kerak Bumi dan lautan. Sekitar 2.000 hingga 2.000 tahun dilepaskan ke atmosfer karena kegiatan manusia, terutama dari limbah pembakaran rumah tangga dan limbah industri dan terutama dari limbah pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara2).
Uap merkuri dengan mudah bertebaran di atmosfer, tersimpan di tanah dan air, lalu akhirnya sebagian dilepaskan kembali ke atmosfer. Jejak merkuri ini larut ke dalam air dan beberapa jenis bakteri mengubah sistem kimianya, mengubah merkuri menjadi metil merkuri yang merupakan bentuk yang lebih beracun ketimbang merkuri itu sendiri.
Ikan mengkonsumsi metil merkuri dari air yang terserap melalui insangnya dan dari makanan yang terdapat para organism air. Ikan predator yang lebih besar akan mengakumulasikan metil merkuri yang lebih banyak dari ikan-ikan atau organism air yang lain yang menjadi mangsanya.
Metil merkuri terikat kuat dengan protein yang terdapat pada jaringan tubuh dan otot ikan.
100% ikan di perairan Amerika Serikat terkontaminasi oleh merkuri3). 66% darinya mengandung kadar merkuri yang melebihi ambang batas yang ditentukan olen EPA (Environmental Protection Agency). Dari penelitian yang sama, yang dilakukan antara tahun 1998 hingga 2005, ikan dan hewan laut yang terdapat di Asia Selatan lah yang memiliki kadar merkuri paling tinggi.
Oleh karena itulah maka USFDA (Badan Pegawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat) memberikan batasan makan ikan bagi ibu hamil dan ibu yang menyusui. Mereka memberikan ambang batas aman untuk mentolelir pengkonsumsi ikan.
US EPA (Environmental Protection Agency) mencatat bahwa di Amerika Serikat, tiap tahun sekitar 630.000 bayi lahir dengan kadar merkuri yang tinggi4).
Tapi, mengapa kita harus mengkonsumsinya? Mengapa kita mau mengakumulasikan merkuri dan PCBs ke dalam tubuh? Apakah kita menunggu semuanya menjadi berlebihan dan meracuni tubuh dan baru berhenti ketika sudah begitu parah sehingga apapun tak bisa kita konsumsi lagi?
Tanya : Tetapi, kenapa orang Jepang pintar-pintar padahal tiap hari mereka makan ikan bahkan termasuk ikan mentah? Apakah wasabi yang digunakan pada masakan Jepang dapat mengeliminasi merkuri?
Jawab:
Tentu bukan hanya orang Jepang yang pintar-pintar, tetapi juga orang Indonesia dan bahkan juga orang di seluruh dunia. Namun, banyak juga orang di manapun mereka berada yang keracunan.
Kasus kematian akibat merkuri pada ikan justru pertama kali ditemukan di Jepang, yaitu pada tahun 1956. 111 orang meninggal karena keracunan merkuri. Mungkin, hal itu terjadi karena Jepang merupakan negaa pengkonsumsi ikan terbesar di dunia. Karena terjadi di daerah Minamata maka kasus itu sering dikenal juga sebagai kasus Minamata5).
Kasus ini berlanjut hingga 30 tahunan. Hingga bulan Maret 2011, terdapat 2265 orang yang teracuni dan 1.784 di antaranya meninggal dunia.
Penyebatan penyakit Minamata, kasus merkuri itu, terjadi lagi di Nigata dan berawal pada tahun 1965. 120 orang teracuni merkuri di Nigata.
Sejumlah ikan, di Minimata, Jepang, mengandung merkuri hingga 440 ppm padahal ambang batas atas yang diperbolehkan oleh FDA hanyalah 0,3 ppm6).
Wasabi atau pemanasan hanya bisa membunuh bakteri, tetapi tidak akan pernah bisa melenyapkan kandungan mineral seperti merkuri dan PCBs.
Jadi, apakah kita akan terus mengkonsumsi ikan? Mengapa terus ambil resiko mengakumulasikan merkuri dan PCBs ke tubuh?
Tanya : Bagaimana dengan "minyak ikan, squalene dst" untuk mendapatkan omega3?
Jawab:
Tentu bukan pilihan yang baik. Hati berfungsi sebagai filter racun. Demikian pula hati ikan. Padahal untuk mendapatkan omega 3 dari minyak ikan, perusahaan akan mengambil lemak yang terdapat pada hati ikan. Apakah kita juga akan mendapatkan omega 3 sekaligus meracuni tubuh?
Tanya : Bagaimana dengan ikan air tawar?
Jawab:
Kalau tidak merkuri, di udara di atas darat terdapat juga PCBs. Makin lengkaplah derita perairan di daratan ( di kolam-kolam, danau dst). Merkuri dan PCBs menyebar ke mana-mana.
Jadi, demi kesehatan kita sendiri, kesehatan lingkungan dan menghindari pencemaran lingkungan yang makin parah, berhentilah makan ikan dan hewan air. Hindarilah semua produk hewani dan mari kita ciptakan perdamaian dunia.
Hentikan peperangan dalam tubuh kita, hentikan peperangan di mana pun juga
dan
Selamat makin sehat, segar, bugar dan sangat keren!
------------------------------------
4) Susan E. Schober, PhD; Thomas H. Sinks, PhD; Robert L. Jones, PhD; P. Michael Bolger, PhD, DABT; Margaret McDowell, MPH, RD; John Osterloh, MD, MS; E. Spencer Garrett, MS; Richard A. Canady, PhD, DABT; Charles F. Dillon, MD, PhD; Yu Sun, PhD; Catherine B. Joseph, MSPH; Kathryn R. Mahaffey, PhD, "Blood Mercury Levels in US Children and Women of Childbearing Age", Journal of the American Medical Association vol 289(13): 1667-1674, 2003.
6)catatan : kadar merkuri yang pernah disebutkan sebelumnya (lihat pembahasan sebelumnya) adalah konsentrasinya, bukan dari berat keseluruhan ikan. Tertulis satuannya adalah ppm. Satu ppm setara dengan 1 miligram sesuatu per 1 liter air/larutan atau per kg sesuatu yang padat (dalam hal ini ikan), jadi 1 ppm = 1 mg/kg.