--------- Forwarded message ----------
From:
light 99 Date: 2011/11/26
Subject: bugarsepanjangmasa: Sebagian Besar Orang Gemuk justru Kekurangan Nutrisi
To:
segarbugarsepanjangmasa@googlegroups.comSetelah membicarakan tentang kalsium, kami menerima pertanyaan dari Saudara Eni:
"thx infonya... selama ini mah saya pikir produk hewani lbh banyak gizinya sehingga dlm menu keluarga selalu tidak ketinggalan produk tersebut...
ternyata sayur n buah bisa mencukupi kebutuhan nutrisi kita.. Bagaimana dg protein ya? Bagaimana mencukupi kebutuhannya?"
Seperti juga kalsium, banyak orang juga terlalu merisaukan protein, vitamin, mineral, kalsium hingga karbohidrat. Masih juga banyak orang mengira bahwa orang gemuk adalah orang yang "kelebihan makan" dan orang di daerah pedalaman yang kurus kering dan berperut besar itu adalah orang yang "kurang makan". Sembil menjawab pertanyaan di atas mari kita amati apa sebenarnya yang terjadi pada orang gemuk:
Sebagian Besar Orang Gemuk justru Kekurangan Nutrisi
Jarang orang pernah mengira bahwa kebanyakan orang gemuk adalah orang yang kekurangan nutrisi. Mereka sering makan makan makanan yang salah yang tidak ada nutrisinya dan bahkan mereka mengkonsumsi makanan penuh racun serta sampah sehingga mereka tidak pernah merasa puas bila makan. Mereka akan menambah porsi makannya sampai perutnya kekenyangan, sampai tidak ada tempat lagi buat makanan di dalam perutnya. Begitu makanan sampah itu menjalani proses pencernaan, tubuh berjuang mengais-ngais nutrisi dari timbunan sampah busuk (dari makanan yang mereka konsumsi) serta juga berjuang melawan racun yang ada pada makanan itu. Setelah itu, tubuh juga lalu berjuang keras membuang sampah dan racun dari dalam tubuh. Bila kecapaian, tubuh juga terpaksa menyimpan timbunan lemak tak indah dan juga mengakumulasi racun pestisida, antibiotika hingga zat-zat pemicu kanker di dalam lemak dan otot tubuh. Mereka akan berpeluh banyak dan mengantuk. Kalau ingin terus bekerja, terpaksa mereka mengkonsumsi berbagai stimulan untuk mempertahankan tubuh tetap berjaga dan meneruskan akumulasi kelelahan akibat makin memaksa diri.
Ketika tubuh tidak berhasil mendapatkan nutrisi yang diperlukannya, syaraf terus mengirim sinyal ke otak agar tubuh mencari makan, orang itu akan terus merasa lapar tanpa pernah puas. Mereka yang banyak makan dan terus lapar sebenarnya adalah mereka yang tidak pernah memberikan nutrisi yang mencukupi kepada tubuhnya.
Protein? Oh, protein......, lagi-lagi terlalu banyak orang keracunan protein daripada kekurangan protein. Memang ada orang yang benar kekurangan protein, terutama yang jarang makan dan belum bisa memperolehnya dari udara, tetapi yang lebih sangat sering terjadi justru banyak orang yang keracunan protein, kalsium, zat besi dan sebagainya. 'Perut besar pada mereka yang dikira kurang makan' belum tentu terjadi karena kekurangan makan, tetapi justru karena bantuan makanan yang salah yang diberikan kepada mereka sehingga liver mereka keracunan dan bengkak. (Susu formula dan mi instan merupakan contoh bantuan yang justru memperparah kondisi kesehatan mereka, tetapi itulah bahan bantuan makanan yang paling sering diberikan kepada mereka yang dikira kekurangan makan)
-------------------------------------------
Dan berikut ini adalah kutipan artikel yang pernah dipublikasi sebelumnya:
Bahaya Kelebihan Protein
Belum lama ini sebuah artikel di Kompas.Com menyatakan bahwa daging ayam memicu pubertas dini. Di Amerika Serikat, lebih dari 10% gadis di negeri itu sudah mengalami pertumbuhan dada pada usia 7 tahun. Wanita di Indonesia berhak mendapatkan KTP setelah usia 17 tahun. Usia ini dianggap menunjukkan kedewasaan atau mulai pubertas atau mulai mengalami haid pertama (menarche). Tetapi, sekarang, sangat sedikit wanita yang mengalami haid pertama di atas 17 tahun.
Daging, susu dan telur hewani sangat berperan dalam mempercepat pertumbuhan dan pubertas serta, sudah barang tentu, juga memicu berbagai penyakit degenerasi. Padahal pernah disebutkan bahwa daging ayam merupakan daging putih yang konon lebih baik daripada daging merah. Apakah para remaja di Amerika lebih banyak makan daging ayam ketimbang makan daging merah serta minum susu?
Daging ayam memang hampir menjadi makanan utama bagi anak-anak di AS dan negara modern yang lain. Begitu pula telur, susu hingga keju, itu merupakan sebuah makanan pokok melebihi hal-hal yang lain. Hampir ibu-ibu yang sedang menyusui, para lanjut usia dan mereka yang sedang tumbuh dewasa selalu risau dengan kebutuhan protein dan kalsium melebihi segalanya termasuk kesehatan mereka sendiri.
Padahal hormon pertumbuhan IGF-1 yang diberikan kepada semua hewan ternak tentu juga sangat berpengaruh pada pubertas dan tingkat percepatan pertumbuhan anak. Tapi industri peternakan hanya memikirkan efisien penjualan, bagaimana bisa menjual dengan baik serta mereka mempropagandakan bahwa anak yang cepat tumbuh besar adalah anak yang sehat. Mereka tidak peduli bahwa percepatan pertumbuhan yang sedemikian hebat itu juga memicu segala pertumbuhan sel tidak normal sehingga akhirnya memicu peningkatan resiko kanker, penyakit degenerasi dan seterusnya.
Karena mereka mengendalikan perekonomian mulai dari sektor industri nyata dan industi maya seperti iklan dst, pengaruh mereka merambah hampir pada seluruh sektor bahkan juga ke badan keamanan pangan. Badan Kesehatan Pangan di seluruh dunia memberikan batas kemanan pangan atas sesuatu zat berdasarkan negosiasi politis antara pemerintah dan pebisnis. Dan itulah yang terjadi ...
Bahkan pengaruh itu juga terus menembus ke dalam ilmu kedokteran anak. Para medis lebih cenderung memperhatikan "berat badan" pada usia tertentu sebagai ukuran kesehatan anak ketimbang "ukuran kecerdasan", "ukuran motorik" dan ukuran-ukuran yang lain Pertanyaan pertama atau pengukuran utama yang pertama kali dilakukan adalah mengukur berat badan. Apalagi sejak dipopulerkannya lagu anak yang begitu merakyat dan enak didengar ,"berat badanku kutimbang selalu ...", semua orang tua akan menjadi jauh lebih senang merisaukan berat anaknya yang "sedikit kurang' ketimbang harus melarang anak-anak mereka makan makanan sampah yang merusak kesehatan yang membuat gemuk dan yang tetap mendapatkan ijin oleh badan keamanan pangan untuk beredar. Snack-snak dan berbagai makanan cepat saji yang begitu sarat dengan berbagai hal yang merusak tubuh terus beredar dengan leluasa tanpa pernah mendapat perhatian badan keamanan pangan.
Perkembangan berlanjut...., kepentingan industri juga mengubah paradigma orang tentang makanan. Banyak orang lalu sangat ketakutan kekurangan protein.. Mereka berpikir bahwa protein adalah sumber energi utama bagi kenikmatan seks, kebugaran tubuh, kekuatan tubuh bahkan juga kecerdasan.
Selama beberapa generasi, anak sekolah dan pendidikan kesehatan diajarkan bahwa manusia memerlukan daging, susu, telur dan ikan untuk memenuhi kebutuhan protein tubuh. Industi peternakan, perikanan membiayai 'pendidikan nutrisi' agar "daging, susu, telur dan ikan" dan "kebutuhan protein yang begitu tinggi" menjadi sebuah kebijakan gizi di mana-mana.
Sehingga ..., lagi-lagi, rata-rata orang AS dan masyarakat modern mengkonsumsi 100 gram protein tiap hari dan ini angka ini sudah 3 hingga 5 kali lebih besar dari kebutuhan tubuh yang sesungguhnya1,2). Walaupun protein merupakan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh, tetapi tidak banyak yang tahu atau diberitahu bahwa kelebihan protein justru lebih berbahaya bagi kesehatan. Bahaya kebiasaan mengkonsumsi protein dalam jumlah yang berlebihan tidak ketahui oleh masyarakat luas karena mereka diberikan pengetahuan yang menyesatkan tentang protein demi kepentingan berbagai industri dan bisnis tersebut.
Mereka yang bergerak di bidang kesehatan dan gizi masih terlihat begitu lambat dan 'tidak percaya diri' menerima kenyataan bahwa "pendidikan nutrisi" terutama digerakkan atas pengaruh industri daging dan susu. Tetapi, berbagai fakta yang didapatkan membuat mereka terhenyak sehingga sekarang beberapa dari mereka mulai mengarahkan masyarakat untuk mengurangi produk hewani (atas alasan kolesterol, minyak jenuh, timbulnya lendir, kelebihan protein, tidak adanya serat dst) dan menyarankan masyarakat agar lebih banyak makan buah dan sayur segar.
Sebenarnya pengetahuan ini sudah diketahui banyak ahli kesehatan lebih dari 80 tahun yang lalu. Tetapi pengetahuan ini sangat-sangat lambat mencapai masyarakat luas. Mereka yang sudah dewasa akan selalu teringat apa yang mereka pelajari berulang-ulang (dan salah) ketika mereka sekolah tentang betapa pentingnya mendapatkan banyak protein. Di mana-mana mereka akan selalu bertanya, "dari mana saya mendapatkan protein?".
Padahal berbagai penelitian tingkat dunia, baik secara teoritis maupun eksperimen, menunjukkan angka yang makin meyakinkan bahwa pemikiran tentang kebutuhan protein yang demikian tinggi adalah ketinggalan jaman dan tidak benar, dan ternyata kebutuhan tubuh atas protein adalah jauh di bawah apa yang ditanamkan di sekolah-sekolah. Para peneliti di berbagai belahan dunia secara terpisah mencapai sebuah keputusan bahwa protein yang kita perlukan adalah hanya berkisar 25 hingga 35 gram per hari2) (protein yang terdapat pada makanan mentah dapat dimanfaatkan dua kali lipat dibandingkan dengan yang matang).
Metabolisma kelebihan protein yang dikonsumsi di atas kebutuhan tubuh yang sesungguhnya akan menyisakan residu racun di dalam jaringan sehingga menyebabkan autotoksemia (keracunan di dalam tubuh akibat perubahan patologis jaringan tubuh itu sendiri), peningkatan keasaman tubuh dan kekurangan nutrisi, akumulasi asam urat dan purin di dalam jaringan tubuh, pembusukan di dalam usus, dan membuat berkembangnya berbagai penyakit serius seperti artritis, kerusakan ginjal, pyorrhea, schizophrenia, osteoporosis, asterioklerosis, penyakit jantung dan kanker. Pola makan dengan tinggi protein juga menyebabkan penuaan dini dan menurunkan tingkat harapan hidup2).
Protein yang tidak tercerna akan dieliminasi oleh ginjal dan membuat ginjal terpaksa melakukan begitu banyak pekerjaan yang sebenarnya tidak diperlukan sehingga secara berangsur akan menimbulkan luka dan pengerasan jaringan. Di dalam kolon, sisa kelebihan protein akan membusuk menjadi zat yang beracun dan sejumlah zat beracun yang terjadi itu juga terserap ke dalam aliran darah3).
Diet dengan protein tinggi juga merusak ginjal dan menurunkan ketahanan tubuh terhadap pertumbuhan sel kanker dan juga meningkat perkembangan penyakit diabetes4).
Dalam Journal of Clinical Nutrition, Maret 1983, disebutkan bahwa dari pengukuran pada sejumlah orang yang berusia menjelang 65 tahun terlihat bahwa jumlah para pemakan daging dan/atau susu yang menderita keropos tulang adalah 6 kali lipat dibandingkan dengan jumlah mereka yang tidak mengkonsumsi daging dan/atau susu. Pada tahun 1984, di Majalah Tribune disebutkan bahwa mereka yang tidak mengkonsumi produk hewani memiliki tulang yang jauh lebih kuat.
Hal itu terjadi karena para pemakan hewan menyisakan residu yang bersifat asam sehingga tubuh perlu menetralisasinya dengan mengambil kalsium dari tulang dan gigi. Sekalipun kita mengkonsumi kalsium dan protein dalam jumlah tinggi, pola makan produk hewani akan tetap membuat tulang menjadi keropos.
Oleh karena itu, alangkah lebih bijak menghindari kehilangan kalsium dengan mengurangi asupan protein ketimbang meningkatkan konsumsi kalsium. Seharusnya kita lebih memperhatikan kecenderungan mengkonsumsi terlalu banyak protein ketimbang tidak mendapatkan kecukupan protein. Protein merupakan nutrisi yang sangat penting tetapi begitu terlalu banyak protein, atau jika protein itu tidak bisa kita cerna, maka akan justru menciptakan berbagai masalah.
Dr. Ted Morter3) mengingatkan:
"Di dalam masyarakat kita, salah satu sumber racun utama di dalam ilmu fungsi sistem kehidupan (physiology) adalah terlalu banyak protein". Protein memang merupakan sesuatu yang vital untuk mempertahankan tubuh dalam keadaan sehat walafiat tetapi jika terus menerus mengkonsumi protein dalam jumlah yang banyak maka protein itu akan tertimbun di dalam sel-sel tubuh dan membuat keasaman (pH) cairan tubuh kita menurun mencapai tingkat yang membuat sel-sel menjadi stres dan justru memproduksi penyakit. Sel-sel yang mendapat tekanan berat karena protein akan berubah menjadi racun.
Sebagian besar jurnal medis dan sains menunjukkan bahwa kelebihan protein akan merangsang pertumbuhan sel kanker, dapat menyebabkan kerusakan pada liver dan ginjal, membuat masalah pencernaan, gout, artritis, kekurangan kalsium (termasuk osteoporosis) dan membuat ketidakseimbangan mineral di dalam tubuh. "Terdapat hubungan yang kuat antara jumlah protein yang masuk ke dalam tubuh dengan terjadinya kanker payudara, prostat, pankreas dan kolon", kata Dr. T. Colin Campbell, Guru Besar Ilmu Nutrisi pada Universitas Cornel dan penasihat sains senior pada American Institute for Cancer Research.
Protein dan Asam Amino
Protein adalah rangkaian kelompok molekul yang terbuat dari asam amino yang direkatkan oleh ikatan peptida6). Sebuah protein tersusun oleh lebih dari 500 asam amino. Tiap protein memiliki jumlah asam amino tertentu dan memiliki rangkaian susunan asam amino yang khas yang membedakan struktur dan fungsinya.
Asam amino terbuat dari rangkaian atom, yaitu karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan terkadang sulfur. Pada dasarnya terdapat 22 macam asam amino. Hebatnya, tubuh kita dapat memproduksi sendiri 10 macam amino.
Sejumlah asam amino membentuk sebuah protein selayak kita menyusun kata-kata dari 26 huruf yang ada. Tubuh kita mengkombinasi asam amino untuk membentuk aneka protein. Terdapat lebih dari pada 50.000 protein di dalam tubuh kita.
Ketika protein dikonsumsi oleh tubuh yang sehat, mereka diuraikan oleh asam lambung dan enzim-enzim di dalam pankreas menjadi asam-asam amino, kemudian diserap melalui usus halus dan disimpan di dalam "gudang asam amino" yang diedarkan ke dalam sel-sel di seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah dan getah bening. Liver dan sel-sel tubuh kita terus menerus menyimpan dan menarik asam amino dari gudang tersebut, tergantung permintaan tubuh dan jumlah asupan asam amino yang masuk ke dalam tubuh.
Misalnya, singa. Singa memangsa kijang hidup-hidup lalu tidur. Ketika tidur (sekitar 22 jam), tubuh singa menguraikan protein yang terdapat dalam kijang (yaitu protein yang didapat dari tanaman) menjadi asam amino dan membentuknya kembali menjadi protein yang dibutuhkan oleh singa. Tubuh singa juga menyimpan asam amino yang tidak terpakai sampai mereka diperlukan atau ditambahkan. Terkadang asam amino itu disimpan hanya sebentar, tetapi terkadang juga lama.
Jadi, adalah sebuah mitos belaka bahwa kita perlu makan beberapa makanan secara bersama-sama untuk mendapatkan protein yang lengkap karena pada dasarnya protein yang kita konsumsi juga harus diurai menjadi asam amino terlebih dahulu dan disimpan oleh tubuh hingga pada saatnya diperlukan.
Sumber Protein
Protein bisa didapat langsung dari tangan pertama yaitu tanaman, tetapi masih banyak orang yang memperolehnya dari tangan kedua, yaitu dari produk hewani. Produk hewani tidak hanya 'tidak diperlukan tubuh untuk mendapatkan protein', kebiasaan mengkonsumsi produk hewani justru membunuh kita! Sebagian besar sumber kolesterol jahat (LDL) adalah produk hewani. Lebih dari 50% orang Amerika dan masyarakat modern meninggal dunia karena penyakit jantung dan stroke akibat tersumbatnya arteri oleh kolesterol.
Industri daging berperan pada kematian orang-orang Amerika dan masyarakat modern lebih besar daripada jumlah seluruh kematian akibat perang, akibat bencana alam dan kecelakaan mobil pada abad ini7).
Produk hewani juga tidak mengandung serat sehingga menyebabkan terjadinya pembusukan di kolon, menyebabkan konstipasi, bau badan dan berbagai masalah kolon yang lain. Serat berfungsi sebagai 'pembersih usus' untuk menjaga kolon kita tetap bersih dan serat hanya terdapat pada tanaman hidup.
Tidak hanya itu, produk hewani juga dilengkapi dengan berbagai racun yang lain, seperti : hormon pertumbuhan, racun hama, virus dan berbagai bakteri jahat, dan berbagai zat beracun yang lain. Lebih dari 50% ikan kod (codfish) yang beredar di pasaran mengidap kanker. Semua ikan yang didapat dari kolam maupun dari laut tercemar oleh polusi sungai, polusi laut, seperti hasil buangan industri, buangan rumah tangga yang nampak sebagai racun, sampah dan mineral berat.
Hewan ternak dan ikan yang dibudidayakan diberi obat-obatan dosis tinggi agar mereka tidak cepat mati sebelum saatnya dipanen, tetapi hal itu juga menimbulkan racun yang lebih kuat dan lebih mematikan bagi mereka yang mengkonsumsinya.
Kita masih ingat bahwa asam amino terbentuk dari rangkaian atom-atom. Dr. Norman Wardhaugh Walker, seorang penulis berbagai buku kesehatan sangat terkenal, mengatakan bahwa
terdapat perbedaan besar antara rangkaian atom yang terdapat pada benda hidup dan rangkaian atom dari benda mati. Dr Walker mengatakan bahwa setelah 6 menit mati, vibrasi seluruh atom di dalam tubuh berubah dan tidak lagi hidup serta bukan lagi bagian dari organ hidup. Memasak atau memanaskan akan membunuh atau merusak vibrasi kehidupan pada atom-atom tersebut sehingga juga mengubah keadaan alami struktur molekol penyusun protein di dalamnya. Pemanasan akan membuat asam-asam amino menjadi mengumpal dan menyatu. Begitu peruban itu terjadi, kita tidak akan pernah bisa mengembalikannya lagi.
Dr. Walker menulis:
"Diperlukan kehidupan untuk menghasilkan kehidupan. Ketika atom-atom di dalam susunan asam amino menggetarkan kehidupan, atau disebut juga atom-atom organik, mereka dapat berfungsi secara efisien. Tetapi, ketika mereka dirusak dengan membunuh hewan dan memasak makanan maka unsur utama yang berada pada atom-atom penyususn asam amino itu akan hilang".
Protein tidak dapat memberikan energi. Protein hanya diperlukan untuk membangun sel-sel tubuh.
Lalu, dari mana sumber protein terbaik?
Sumber energi terbaik berasal dari karbohidrat dari buah organik dan sayuran organik yang mentah.
Begitu banyak sayuran organik mentah dan beberapa buah yang mengandung 8 asam amino utama (asam amino utama adalah asam amino yang tidak diproduksi sendiri oleh tubuh dan perlu didapatkan dari makanan), yaitu : wortel, kol, kembang kol, jagung, timun, terung, kale, okra, kentang, zucchini, ketela, tomat dan pisang!
Pada dasarnya :
- Sayuran organik hijau (dedaunan) mentah memiliki kandungan protein seberat 35 hingga 50% beratnya total.
- Sayuran yang lain mengandung protein 12 hingga 20% dari total beratnya.
- Bijian mengandung protein 8 hingga 20% dari total beratnya
- Buah mengandung protein dari 1 hingga 10% dari total beratnya.
Tetapi, perlu juga dicatat bahwa sekalipun produk hewani adalah yang paling berbaya bagi tubuh, tetapi terlalu banyak protein dari produk nabati juga bisa menyebabkan berbagai masalah. Banyak kaum vegetarian yang terlalu banyak mengkonsumsi susu kedelai atau produk kedelai yang lain karena ketakutan mereka akan kekurangan protein. Mereka berharap menjadi sehat dan kuat, tetapi yang terjadi justru sebaliknya, mereka menderita berbagai penyakit akibat kelebihan protein seperti yang dialami oleh para pemakan daging.
Tubuh memang memerlukan protein, tetapi hanya dalam jumlah yang bisa diasimilasikan oleh tubuh dan jumlah itu sangat sedikit dibandingkan apa yang banyak orang perkirakan selama ini.
Jadi, demi mudahnya, kalau kita makan sayuran organik hijau (anggap kandungan proteinnya yang paling minim, 35%) sebanyak 60 gram per hari kita sudah akan mendapat protein yang memadai. Berarti, kalau kita sehari makan tiga kali maka cukup 20 gram sayuran organik hijau sekali makan. dan ini sangat sederhana apalagi kalau kita memadukannya dengan sayur yang lain, biji atau buah.
Kalau kita makan sayuran berwarna hijau organik sekitar 40 gram per hari, menghindari produk hewani, banyak makan buah tak berlemak, sedikit makan biji-bijian, kita tidak perlu khawatir akan kelebihan atau kekurangan protein lagi. Sungguh hemat, tak perlu banyak buang waktu dan biaya untuk memasak.. Bahkan kita tidak perlu risau atau memikirkan berapa banyak kandungan nutrisi pada makanan itu. Secara alami akan menjadi seimbang dan menyenangkan!
Selamat makin sehat!
Pada tahun 1914, dua orang peneliti menemukan bahwa tikus (bukan manusia) tumbuh lebih cepat dengan mengkonsumsi protein hewani ketimbang protein nabati sehingga mereka menyimpulkan bahwa manusia membutuhkan banyak protein hewani.
Pada tahun 1945, sejumlah peneliti menemukan 10 asam amino esensial yang diperlukan oleh tikus (bukan manusia). Tikus tumbuh jauh lebih cepat dengan mengkonsumi daging dan susu (catatan : beberapa tahun kemudian ditemukan bahwa tikus-tikus yang mengkonsumsi daging dan produk susu tersebut itu meninggal lebih awal karena kanker atau penyakit degenerasi yang lain)
Pada tahun 1952, para peneliti mengatakan bahwa manusia hanya memerlukan 8 asam amino esensial dan bukan 10. Serta juga mengatakan bahwa buah, bijian, polong dan sayuran adalah sumber yang paling tepat.
Pada sekitar tahun 1950 an itu juga , para peneliti merekomendasikan 118 gram protein tiap hari bagi rata-rata orang Amerika.
Pada tahun 1980, badan keamanan pangan di Amerika merekomendasikan 46 hingga 56 gram protein per hari untuk rata-rata orang Amerika.
Pada tahun 2008, badan keamanan pangan di Amerika merekomendasikan 25 hingga 35 gram protein tiap hari untuk rata-rata orang Amerika.
Belum lama ini, para peneliti nutrisi mengatakan bahwa 15 hingga 25 gram per hari sudah lebih dari cukup.
2. Dr. Paavo Airola, Ph.D., N.D., "How to Get Well", Health Plus Publishers, Arizona, 1976.
3. Dr. Barry Branner and Timothy Meyer, "Protein! Awesome Protein, A Simple Explanation", New England Journal of Medicine, Nature's Garden Health Center, Allenton, 1982.
4. Dr. Wilard Visek, Professor of Clinical Sciences at the University of Illinois Medical School.
5. Leena Isac, "The Truth about Protein and Calcium", School of Medicine and Biomedical Science, Buggalo University, New York.
--
Makanan mentah atau makanan kehidupan atau living food adalah makanan yang masih mengandung berbagai enzim kehidupan (berasal dari energi matahari melalui proses fotosintesa) dan yang tidak dipanaskan di atas 45 derajat Celsius. Daging, telur, ikan dan susu mentah tidak termasuk ke dalam golongan makanan kehidupan karena mereka tidak lagi mengandung enzim kehidupan.
You received this message because you are subscribed to the Google
Groups "Segar Bugar Sepanjang Masa Tanpa Obat & Tanpa Suplemen" group.
To post to this group, send email to
segarbugarsepanjangmasa@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to
segarbugarsepanjangmasa+unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at
http://groups.google.com/group/segarbugarsepanjangmasa?hl=en?hl=en