Tanggal: 20 November 2010 22.18
Subjek: Layar Tancep Keliling Merapi
Ke: PATTIRO-RAYA <pattiroraya@yahoogroups.com>
Cc: mm ibin <amuhibin@yahoo.co.id>, DODI SETIAWAN <dodick.charm@gmail.com>
Bencana erupsi Gunung Merapi telah membuat ribuan orang mengungsi. Kondisi di pengungsian memang serba dengan keterbatasan, termasuk terbatas akan hiburan. Itulah yang mendasari banyak pihak, salah satunya adalah yang dilakukan oleh ICT Watch dan Komunitas Bengawan yang didukung oleh lembaga filantropi internasional HiVOS dan XL Axiata (operator seluluer), dengan berkeliling menggelar layar tancep di camp-camp pengungsian di seputar wilayah Merapi.
Agenda ini drencanakan selama 2 minggu, dilakukan pada setiap malam berkeliling beberapa kawasan. Diawali pada hari Selasa, 16 Nopember 2010 lalu di kawasan Boyolali, dilanjutkan pada Rabu dan Kamis di kawasan Kec. Wedi, Klaten dan Jum'at (19/11/2010) lalu di Mertoyudan, Kab. Magelang. Malam ini (20/11/2010) saat tulisan ini diturunkan, sedang berlangsung pemutaran layar tancep keliling di kawasan Prambanan, Klaten.
Tujuannya adalah memberikan sedikit hiburan bagi warga yang mengungsi. Sebab kepenatan dan keterbatasan hiburan sudah pasti melanda pengungsi. Seperti dituturkan salah satu pengungsi asal Desa Kemiren, Kec, Srumbung, Kab. Magelang pada saya sewaktu pemutaran di Gudang Bulog Mertoyudan kemarin, bahwa akses hiburan di camp pengungsian yang menempati Gudang Bulog Mertoyudan tersebut hampir tidak ada. "Yo mung crito-crito bareng, karo ngerungoake wayang neng radio mas. Ana tivi mung siji neng pos jaga ngarepan, bocah-bocah mesakne mung do playon oyak-oyakan nek pas awan" (paling-paling kami hanya bercerita bareng, dan mendengarkan wayang kulit dari radio. Ada televisi hanya satu di pos jaga depan, anak-anak kasihan mas tidak ada hiburan lain selain bermain-main di pelataran kalau siang). Memang tidak dapat memberikan banyak hal, namun setidaknya dapat memberikan setetes pelepas dahaga hiburan bagi warga.Dalam memutar film tersebut, kami berusaha tidak merepotkan pihak yang didatangi. Semua peralatan membawa sendiri, termasuk screen yang dibuat dari kain putih beserta perlengkapannya. Pasokan listrik pun menggunakan accu mobil (mobil dinyalakan sepanjang pemutaran film) yang dihubungkan dengan inventor guna mengubah arus DC menjadi AC. Prinsipnya datang tak diundang, pulang tak diantar.
@sent from Nokia 8310 web browser--
-- Rokhmad Munawir --
www.kaumbiasa.com
-----------------------------------
--
-- Rokhmad Munawir --
www.kaumbiasa.com
-----------------------------------
__._,_.___