Custom Search

[Konsultasi-Kesehatan] Fw: Segar Bugar Sepanjang Masa: Bagaimana Menikmati Makanan Tanpa Garam

Kenapa banyak orang yang tak suka sayur segar dan bagaimana cara menyukainya jika sudah terlanjur benci?

salam,
y ananta


---------- Forwarded message ----------
From: light 99
Date: 2012/5/28
Subject: Segar Bugar Sepanjang Masa: Bagaimana Menikmati Makanan Tanpa Garam
To: segarbugarsepanjangmasa@googlegroups.com


Bagaimana Menikmati Makanan Tanpa Garam
 
Orang yang berpengalaman dikatakan juga sebagai orang yang sudah banyak makan asam  garam. Ungkapan ini mungkin lebih tepat ditulis dengan "orang yang banyak makan garam akan makin cepat tua", hehehehe...Garam memang mengiritasi segala-galanya, dari pagar besi di halaman, tulang dalam tubuh hingga usia kita. Masih ingat pembahasan yang lalu bahwa sesungguhnya garam tidak kita perlukan dan justru menimbulkan berbagai masalah kesehatan, secara langsung maupun dalam jangka panjang?
Garam terutama juga mengiritasi dan merusak syaraf perasa kita sehingga membuat kita kehilangan 'rasa yang sesungguhnya'. Indera perasa kita di lidah dan respon kita ditumpulkan oleh garam sehingga kita tidak bisa merasakan kenikmatan yang sesungguhnya yang timbul akibat dorongan kebutuhan tubuh. Sensor atas "kebutuhan makanan yang tepat" dihancurkan oleh garam, makanan pedas, merica dan juga MSG dan berbagai seasoning yang lain. Makin banyak dan makin sering kita makan garam dstnya itu, makin kita terikat pada hal itu dan makin terasa hambar makanan-makanan yang sesungguhnya tepat diperlukan oleh tubuh. Selera kita berubah dan akhirnya menjadi "nafsu" yang membuat kita makan makin banyak dan makin banyak serta justru makin kekurangan nutrisi. Masih ingat bukan bahwa mereka yang gemuk, yang perutnya berlemak dst adalah beberapa tanda "kekurangan nutrisi" atau "kelaparan"? Mereka tak pernah kenyang makan sampai berkeringat, kecapaian dan mengantuk serta benar-benar penuh perutnya...
Bagaimana dengan salad?

Tumpukan dedaunan berwarna hijau dan 'terkadang' juga ditambah dengan brokoli atau kembang kol kukus serta juga dengan bit merah yang dikukus .. yang disajikan dengan indah di atas mangkok ..disertai dengan 'dressing' yang disajikan terpisah atau ditorehkan di atasnya ... disebut dengan "salad". 'Dressing' yang paling sering dijumpai di rumah makanan cepat saji di Indonesia adalah "mayonaize' ("mayo").

Mengetahui bahwa burger dan makanan cepat saji yang lain adalah makanan yang sangat buruk bagi kesehatan, tidak sedikit mereka lalu memesan salad karena menyangka bahwa salad dapat menetralkan makanan buruk yang baru saja mereka makan. Mereka tidak sadar bahwa mayo juga mengandung kolestrol buruk yang tinggi, lemak tinggi, gula, garam dan cuka. Dari satu segi, 'tak mungkin kita menetralkan sesuatu dengan yang lain..karena kita tak mungkin mengukurnya tepat sama... dan hanya membuat berlebihan atau tetap kurang saja', dari segi lain, dengan mayo sebenarnya mereka hanya menambah timbunan lemak dan timbunan racun bagi tubuh.

Bagaimana kalau tanpa mayo tapi dengan 'italian dressing' yang terdiri atas lemon, minyak zaitun, garam dan 'terkadang' juga irisan bawang serta sedikit bijian?
Sekalipun yang extract virgin, minyak zaitun tetap saja "lemak" dan hanya "lemak". Garam tentu juga hanya 'garam' yang memperberat sistem pencernaan dan berbagai gangguan kesehatan. Irisan bawang..., tentu juga akan menambah penderitaan berikutnya...karena mengiritasi dan bau menyengat serta memaksa tubuh mengeluarkannya melalui pori-pori kulit..Kita tahu bau keringat mereka yang banyak makan bawang bukan?
Apakah pecel, urap, gado-gado atau karedok lebih baik?

Mereka adalah salad khas Indonesia, hanya 'dressing' nya saja berbeda. Memang jauh lebih baik ketimbang salad mayo, kolesterol buruknya jauh lebih sedikit, tetapi tetap saja mengandung banyak lemak dari minyak yang digunakan untuk menggoreng kacangnya, atau lemak yang berasal dari kelapa yang digunakan untuk urap. Garam dan gula serta terkadang MSG dan bumbu-bumbu yang lain juga akan melengkapi zat-zat yang memperberat kerja tubuh dan 'menumpulkan' sensor-sensor tubuh atas makanan yang cocok untuknya.
Tapi, Anda adalah pecinta Garam dan jijik melihat 'Sayur berwarna Hijau'?

Hehehehe...., jangan khawatir, Anda tidak sendiri dan bahkan banyak seperti itu. Dua hal itu memang saling berhubungan, makin sering dan makin banyak kita makan garam (tidak berarti makin berpengalaman? .. ...) akan makin kita jijik makan makanan yang sesungguhnya lebih diperlukan tubuh.

Karena itu pulalah, jika Anda berminat melakukan pola makanan segar, berhentilah segera mengkonsumsi garam, gula, MSG, merica, cabe, bawang dan berbagai zat yang mengiritasi dan membuat sensor tubuh kita menjadi tumpul dan tidak bermanfaat lagi.

...dan mulailah mencari dan membuat sendiri resep-resep makanan baru tanpa semua itu.

Kenyangkan perut dengan buah segar manis matang tak berlemak yang kita sukai, yang sedang musim, yang murah supaya kesempatan kita untuk makan makanan yang mengandung zat-zat penumpul sensor itu menjadi makin berkurang.

Kalau zat penumpul sensor itu makin berkurang atau bahkan hilang sama sekali dari sajian makanan kita tiap hari, kita akan makin bisa merasakan bahwa zat-zat itu hanya membuat mual dan mengiritasi lidah belaka. Sensor tubuh akan mengatakan secara otomatis bahwa makanan yang mengandung zat penumpul adalah bukan makanan kita. Hal ini serupa pada mereka yang sudah lama tidak makan ikan dan berbau amis, akan pening dan tidak tahan kebauan makanan "seafood" karena tubuhnya memberikan sensor yang baik bahwa makanan itu merupakan makanan busuk dan hanya membuat alergi dan akumulasi racun dalam tubuh.
Apa yang kita lakukan kalau "Benci Sayur"?

Cari buah matang yang manis, segar dan yang kita sukai! Gampang ....? Tapi, kita perlu sayur berwarna hijau segar juga bukan? Benar!

Buatlah campuran..., agar tak terasa.
Bagaimana kalau sedang 'kurang enak badan'?

Biasanya bila sedang tidak sehat, kita tidak suka makan. Itu pertanda baik, kita perlu beristirahat, bukan banyak makan. Tapi, yang terjadi adalah sebaliknya, karena terobsesi harus makan maka kita mencari makan yang menimbulkan selera makan. Makan yang pedas, makan yang banyak bumbu, kuah panas misalnya, akan membuat kita merasa segar dan meningkatkan selera dan juga "nafsu" makan.

Tetapi, sekalipun kita sekilas langsung merasa segar, tetapi benarkah kita sembuh? Mereka hanya seperti paracetamol atau acetaminophen yang berfungsi menurunkan panas tubuh. (https://groups.google.com/group/segarbugarsepanjangmasa/browse_thread/thread/c09169ecc52094e6#)

Tubuh menjadi berkeringat persis sama dengan gejala yang kita rasakan ketika habis makan pedas dan berkuah panas. Saraf kita mengendur, aktifitas berkurang, mengantuk, pening pun hilang...walaupun dengan demikian juga berarti semua perjuangan tubuh memulihkan diri juga berkurang.

Dan..., kita cenderung mengulang dan mengulanginya lagi, sehingga tubuh tak pernah benar-benar sembuh atau akan menderita dalam waktu lama, bisa berhari-hari atau berbulan-bulan. Mari kita perhatikan, mereka yang bertubuh banyak lemak adalah mereka yang gampang pilek, flu dst bukan?
Khusus untuk buah matang

-          Pisang yang kuning bukanlah pisang yang sudah matang. Kalau sudah banyak bintik kecoklatannya, barulah pisang dikatakan "matang'. Pisang yang benar-benar matang akan lembut, manis dan tidak terasa seperti tepung.
-          Tomat yang keras dan sedikit asam juga bukan tomat yang sudah matang dan sudah siap dimakan. Tomat yang manis, yang sedikit lembek kulitnya, merupakan tomat yang benar-benar matang dan siap dimakan.
-          Nanas yang masih terasa ada zat yang keras yang mengiritasi lidah juga bukan nanas yang matang. Nanas yang mulai ada bagian yang kecoklatannya (sedikit membusuk) merupakan nanas yang manis yang siap kita makan.. (buang bagian coklatnya, buang bagian yang membusuk).

Perasa dari Buah

Rasa manis bisa kita ambil dari semua buah yang sudah benar-benar matang : pisang, pepaya, tomat.
Rasa asin bisa kita ambil dari selada romaina (romaine), tomat cherry.
Rasa kecut dari tomat cherry.
Rasa pahit dari timun, kacang pistachios, kacang mete.
Rasa gurih : apukad, kacang mete dan taburan biji wijen.
(tapi, harus dingat.., gunakan makanan berlemak ini sebagai perasa saja, gunakan secara terbatas, misalnya : maksimum separuh buah apukad dalam 1 porsi makanan segar, seperempat sendok teh biji wijen, 6 potong kacang mete).

Sederhana sekali.....

Nikmatilah salad segar buatan Anda sendiri dengan mencampurkan semua itu, atau buat greensmoothies yang begitu lezat....(bahkan bagi mereka yang BENCI pada SAYURAN).

Selamat kian sehat, kian segar, kian bugar, kian ceria, kian bahagia, makin keren dan makin sadar bahwa "makan segar" merupakan sesuatu yang sangat sederhana dan mudah.
--
___________________________________
 
Pola Makan Segar merupakan suatu pola makan yang dapat membuat tubuh memiliki kesempatan lebih besar untuk memulihkan diri, memperbaiki diri dan meningkatkan kesehatan. Kita akan menjadi makin kagum dan terkejut bahwa sesungguhnya tubuh ini begitu indah dan hebat.
 
Sekalipun "Makanan Segar bukanlah Obat" tetapi ...menjadi lebih sehat, lebih bugar, lebih bersemangat, lebih ceria, lebih bahagia dan menjadi sangat-sangat keren hanyalah sekedar efek sampingan kecil setelah kita melakukan pola makan segar dan pola hidup yang baik.
 
Ulasan 'seputar kesehatan yang sering tidak kita pikirkan' yang lain dapat didapatkan dengan membuka atau join di :
http://groups.google.com/group/segarbugarsepanjangmasa





Custom Search